Selasa, 08 Maret 2011

Sabtu, 29 Januari 2011

KKG BERMUTU KURANG DUKUNGAN PARA KASEK

SDN DONGKAL I-.Lagi-lagi  keluhan datang dari kegiatan KKG bermutu,bukan satu atau  dua bahkan bisa dikatakan puluhan Ketua KKG BERMUTU yang di temui penulis mengeluh (baca:jengkel) karena kurangnya dukungan totalitas para “Kasek” di ruang lingkup KKG Bermutu di gugus terkit.malah ada kesan mereka berjalan masing-masing antara KKG BERMUTU dan KKS (baca:”KASEK”) di kabupaten Karawang. 

Ini satu fenomena luar biasa yang bisa membinasakan arti dan tujuan KKG bermutu  serta semangat peserta KKG bermutu sendiri.  Dan tentu pula, masalah keluh kesah Ketua plus para peserta KKG Bermutu ini kelak bisa  jadi salah  satu  akar penyebab itu hancurnya(baca:kegagalan) program KKG Bermutu.

Tadi siang penulis singgah di SDN Pulojaya I kecamatan Lemahabang Karawang,ternyata hal serupa di ungkapkan para peserta KKG bermutu gugus 3 kecamatan tersebut . dilokasi   sedang berlangsung acara pertemuan yang KKG Bermutu Onsevice (baca:pertemuan ke -9).

Beberapa  saat kemudian penulis temui Aos Firdaos SP.d  Ketua gugus 3 dan dia ke penulis membeberkan tentang stemen para peserta yang di ungkapkan ke penulis”,Benar adanya kami di KKG butuh dukungan dari semua elemet terkait di kegiatan ini utama para Kasek di gugus 3.seyogyanya keberadaan KKG bermutu di tunjang bukan berjalan sendiri-sendiri tanpa kehadiran &motivasinay atau refleksi postip masing-masing kasek ke rekan guru yang tergabung di kegiatan ini. KKG lahan cari ilmu dan pengalaman(baca:materi-materi KKG sangat bermanfaat) minimal untuk  RRP setiap rekan guru bisa baik dan benar di buatnya setelah adanya KKG bermutu  hingga koneksitas terwujudnya PTK (Baca :Solusi) dan berujung PTS positip (Baca:pemecahan & Penyelesaian Kasus tidak buntu karena PTK-PTK rekan guru yang di tampung jadi PTS rampung di kerjakan secara bersama & senafas di sekolah masing-masing).

Sambungnya,mengenai karakter para rekan guru mulai ke arah perubahan positip atau menuju paradigma baru dunia pendidikan (baca:kedisplian ketekunan,kehadiran di lokasi,shering,dan penguasaan ICT) .Juga katannya,”Alhmdulillah para rekan guru sudah bisa di anggap berupaya maksimal untuk bisa mengekpresikan tujuan dan makusd  adanya program KKG Bermutu secara real”  namun semua hanya akan bisa di lalui secara sempurna tentunya dengan bertahap (baca:selesaikan tahapan di  KKG bermutu yang mengacu Juklak-Juknis/modul).

Saat di singgung adanya  salah satu narasumber dari kabupaten Karawang yang kurang bisa di pahami oleh para peserta saat pemberian materinya di arena KKG Aos menjawab pula dengan jujur,”Keluh kesah itu memang  benar adanya,pemberi materi (inisial A asal Cikampek) ngambang dalam penyampaian bahan ke peserta dan hal ini,tangkis Aos.”Kami kalau ada hal demikian mensiasatinya dengan pemandu lokal/pengawas UPTD TK/SD Disidkpora kami untuk mengupas tuntas materi yang dia  berikan,papar Aos yang juga guru SDN Pulojaya I.

H.Jajuli salah  tokoh pendidikan asal Bekasi kota saat di hubungi pertelepon gengamnya “diskusi pendidikan singkat “ tentang proses KKG Bermutu di Bekasi & Karawang  dia mengungkapkannya”,Kendala hampir sama yang di terjadi, di kami dan di daerah anda.Sebenarnya  akar persoalan karena kurangnya kesadaran dari para “Kasek “yaitu,” mereka kasek  
 

MAHASISWA UNSIKA KULIAH DI RAYON DAN ERA TERBUKAAN

Tempuran-.Siapa sangka Karawang jadi baromter dunia pendidikan di Jawa Barat.Bagimana itu bisa di raih dan diciptakan hingga gelar tersebut melekat selain dari gelar Karawang sebagai kota Pangkal Perjuangan dan Lumbung padinya di Jawa barat atau juga kota Jaipong.

Lalu,UNSIKA  JADI NEGERI adalah salah satu upaya Pemda Karawang dengan harapan  bisa membangun satu Perguruan Tinggi atau Universitas Negeri”UNSIKA” kedepan lebih berbobot dan bisa menghasilkan atau  meluluskan para mahasisiwa pula dengan hasil terbaik dan propesional serta lebih bisa berkarya karena saatnya tiba Unsika di harus bisa jadi tempat  membangun para akademisi yang lebih handal lagi atau pendidik-pendidik yang terdidik, trampil ,cerdas ,kreatif dan inovatif serta berdedikasi bukan hanya “kejaran” S1-nya saja. Masa depan palaputra daerah benar-benar cendrung bergantung ke para” Mahasiwa Unsika angkatan sekarang” atau “mereka” yang kesehariannya adalah guru sambil berkuliah .

Upaya Pemerintah Daerah Karawang  perlu di dukung oleh pihak-pihak terkait lain tentunya dan wajib utama Disdikpora Karawang yang jadi pilar atau nahkodanya para pendidik  di Karawang  untuk bisa  memcerdaskan masyarakat di bumi  Raden Adipati Singaperbangsa seutuhnya.

Gerakan kulaih gratis 1000 Mahasiswa baru di Karawang adalah spektakuler dan menjanjikan masa depan Karawang lebih bergairah dan mantap menuju Paradigam baru dunia Pendidikan.

Bagimanakah Proses 1000 mahasiswa dengan dana APBD II tersebut mulus?dan dimanakah mereka kuliah sesuai ketentuan atau lainnya?.

Mahasiswa-mahasiswa Unsika (Program gratisan) tersebut kuliahnya 2 hari dalam seminngu dan  tersebar di beberapa wilayah atau terbagi  5 Rayon dengan jumlah mahasiswa  variatif/rayon dan menggunakan fasilitas sekolah dasar dengan waktu kuliah jam 13.00 wib sampai dengan selesai.  

Di awal pencanangan program,semua kalangan menyambut gembira tentang kuliah ini.namun di tengah perjalanan perkuliahan terendus kabar miring adanya pungutan formulir dan berlogokan resmi dengan sifat wajibnya. Setelah di telesuri salah satu jawaban menurut seorang pengurus rayon di satu wilayah rayon mengatakan,Dana operasional yang di berikan pengelola ke pengurus rayon tidak sepadan dengan jumlah para mahasiswa di masing-masing rayon (baca:sekitar 350 450 ribuan /bulan/rayon dan besaran tergantung jumlah masasiswa di rayon)dan ini berdampak bagimana pemeliharan gedung yang digunakan oleh para mahasiswa ,jaminan keamanan kendaraan para mahaisiwa (baca:bayar tukang parkir motor mahasiswa) ditambah secangkir kopi manis (baca:puls susuguh) para dosen yang mengajar di rayon.

Lalu saat ditanya Izin penggunaan gedung sekolahan untuk perkuliahan,sang pengurus pun mengatakan bingung karena, menurutnya”.Selama ini belum ada MOU  dengan pihak sekolah untuk penggunaan ruangan karena tidak ada petunjuk/perintah/tembusan dari DISDIKPORA Karawang/UNSIKA (sebagai penyelenggara) harus bagimana kata/kalimat ke pihak sekolah (etika-nya).Pengurus itu pun akhirnya Curhat ke Penulis,Dana yang ada jauh dari harapan(operasional),pemeliharan gedung harus karena pihak sekolah pasti menuntut untuk pemeliharan kebersihan minimal atau apa saja karena setelah kuliah misal hari rabu sore dan kamis paginya sekolah di pakai lagi oleh para siswa sekolah terkait.kita tahu sekolah-sekolah milik siapa dan masyarakat (desa/komite sekolah )wajar bertanya ketika ada sekolahan di lingkungannya kotor atau dipergunakan di luar kebiasaanya  dan  satu yang tidak mungkin pengurus lakukan yaitu meminta ke para mahasiswa harus menyapu setelah kuliah.demikian kalimat memelas dari  curhatan seorang pengurus perkuliah mahasiswa Unsika yang di tempatkan di salah satu rayon.

Bila di terka-terka kurang baik tentang proses perkuliahan atau yang terjadi  mulai dari pungutan formulir hingga jeritan dana operasional rayon yang kurang.alangkah baiknya bila pemerintah daerah Karawang atau pak bupati mengajak para pengurus rayon bertatap muka dan menerima curhatan mereka.karena di takutkan ada kesalahpahaman antara para mahasiswa dengan pengurus rayon atau mungkin sebaliknya ada sesuatu yang tidak pas di jalankan.transparansi masa kini adalah keharusan demi ada satu pemecahan dan penyelesian dalam satu permasalahan atau mungkin hanya sebatas...SELENGKAPNYA DI PELITA KARAWANG ON LINE